Perbedaan Sinta Dan Scopus

nah, bagi kalian yang ingin mengetahui perbedaan sinta dan scopus. Yuk cek artikel dibawah ini.

Para dosen tentu sudah tidak asing lagi dengan jurnal Sinta dan jurnal Scopus, tapi tahukah kamu perbedaan Sinta dan Scopus? Keduanya pada dasarnya adalah database jurnal yang diterbitkan.

Meski keduanya sama-sama database atau pusat data, namun keduanya tentu mempunyai perbedaan. Akan tetapi, dosen di Indonesia dapat menerbitkan jurnal ke salah satu ataupun keduannya. Sekarang ini dosen diminta agar dapat menerbitkan jurnal yang terindeks di dalam sinta maupun scopus.

Khusus di jurnal scopus, jika jurnal sudah terindeks di dalamnya maka otomatis sudah menjadi jurnal internasional. Seluruh dunia dapat mengakses hasil penelitian dosen yang dipublikasikan di dalamnya.

Jika kamu masih kesulitan dan kebingungan untuk membedakan antara sinta dan scopus. Maka kalian dapat menyimak pembahasan dibawah ini!

Apa Itu Jurnal Sinta?

Perbedaan Sinta Dan Scopus

Sebelum kamu mengetahui perbedaan sinta dan scopus, sebaiknya kamu ketahui dan mengenal terlebih dahulu kedua data base satu per satu.

Sinta dapat dikatan “Scopusnya ala Kemensitek dikti” yang mempunyai fitur dan skema hampir sama sebagai database atau pusat data. Setiap jurnal ilmiah yang berkualitas akan akan masuk ke dalam database atau yang sering kita sebut adalah terindeks. Khusus untuk jurnal nasional yang terakreditasi.

Diterbitkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Sinta terutama mengevaluasi kinerja jurnal dengan berfokus pada kriteria akreditasi dan sitasi. Jurnal nasional yang terakreditasi ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional) akan otomatis masuk ke dalam Sinta.

Bagaimana jurnal nasional dapat diakui? Tentunya dengan menitikberatkan pada beberapa aspek evaluasi, yang menjadi perhatian utama adalah kualitas. Seperti ada unsur kebaruan, tidak plagiat, dll sesuai aturan ARJUNA.

jadi, untuk kalangan akademisi, baik dosen maupun mahasiswa yang sedang membutuhkan sumber referensi berupa jurnal nasional. maka kamu dapat masuk ke website resmi sinta, karena semua jurnal yang masuk disini adalah jurnal yang terakreditasi.

Kemenristik dikti fitur-fitur di dalam sinta sudah dibuat menjadi cukup mirih bahkan sampai nyaris sama persis, sseperti scopus untuk tingkatan jurnal nasional. Sehingga didalamnya terdapat fitur Networking, Score, Citation dan Research.

Dosen mempunyai kewajiban menerbitkan artikel dalam bentuk jurnal internasional maupun nasional. Mereka kemudian harus berupaya memenuhi standar akreditasi jurnal agar dapat terindeks di Sinta.

Jika jurnal ilmiah yang dibuat telah ke dalam sinta, maka secar otomatis akan memenuhi kriteria sebagai jurnal nasional yang terakreditasi. Oleh karena itu, Anda bisa mendapatkan poin kredit tambahan.

Baca Juga : Cara Mengecek Sinta Jurnal

Apa Itu Jurnal Scopus?

Agar lebih mudah memahami perbedaan Sinta dan jurnal Scopus, selain mengetahui apa itu Sinta. Perlu juga diketahui apa itu Scopus. Scopus umumnya merupakan database perpustakaan yang sesuai dengan standar dan reputasi jurnal internasional.

Jika Sinta adalah database jurnal nasional yang diakui atau database perpustakaan. Dengan demikian, Scopus merupakan database jurnal internasional ternama. Reputasi jurnal internasional dapat dilihat dari segi peneliti, kinerja penulis, kinerja jurnal, dll.

Scopus dikenal sebagai database yang dikelola dan dimiliki oleh Elsevier, salah satu publisher karya ilmiah terkemuka di dunia. Saat ini, Scopus merupakan jurnal internasional bergengsi dengan lebih dari 22.000 jurnal ilmiah dari berbagai bidang.

Scopus dapat menjadi tujuan referensi jurnal internasional berkualitas tinggi. Sehingga dosen dan mahasiswa yang membutuhkan referensi dalam bentuk jurnal dapat meminta akses ke departemen akademik atau operator di kampus.

Menariknya, Scopus telah menjadi standar publikasi jurnal bagi para dosen Indonesia. Dosen yang ingin meraih jabatan akademik tertentu harus menerbitkannya di jurnal nasional bergengsi, yang dibuktikan dengan terindeks Scopus.

Perbedaan Sinta dan Scopus

Perbedaan Sinta Dan Scopus

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami mengenai perbedaan Sinta dan Scopus. Apabila belum begitu jelas, maka kamu dapat menyimak rangkuman di bawah ini:

1. Pengertian – perbedaan sinta dan scopus

Perbedaan pertama antara jurnal Sinta dan jurnal Scopus adalah pengertiannya. Secara kolektif, jurnal-jurnal Sinta merupakan database atau pusat data jurnal nasional yang terakreditasi ARJUNA.

Pada saat yang sama, Jurnal Scopus merupakan database jurnal internasional ternama. Dimana reputasi jurnal ini dapat dilihat dari kinerja jurnal dan dari beberapa aspek yang menyertainya. Seperti penulis, author dan lainnya.

Dengan demikian, Sinta dapat menunjukkan bahwa dosen dan peneliti mempublikasikan dalam jurnal nasional terakreditasi. Pada saat yang sama, Scopus dapat digunakan sebagai media untuk membuktikan bahwa dosen telah mempublikasikan di jurnal internasional bergengsi.

Jika kamu ingin mencari referensi jurnal, maka bisa ke Sinta untuk jurnal nasional yang berkualitas. Pada saat yang sama, untuk memenuhi kebutuhan jurnal internasional berkualitas tinggi, kamu dapat pergi ke Scopus.

2. Cakupan Jurnal – perbedaan sinta dan scopus

Perbedaan kedua antara Sinta dan Scopus adalah ruang lingkup. Seperti yang telah disebutkan pada poin sebelumnya, Sinta termasuk jurnal standar nasional.

sehingga database ini tidak dapat diakses oleh jurnal lokal dan nasional yang tidak terakreditasi. Perlu upaya lebih agar jurnal-jurnal yang diterbitkan dapat diakreditasi oleh ARJUNA sehingga dapat segera masuk ke Sinta.

Sementara cakupan jurnal Scopus tentu saja jurnal berskala internasional, itupun bukan sembarang internasional. Melainkan jurnal internasional yang sudah memenuhi sejumlah standar sehingga kualitasnya terjamin dan terbukti.

Istilahnya jurnal internasional memiliki reputasi, sehingga jurnal yang memenuhi kriteria tersebut hanya akan dimasukkan dalam database Scopus. Sinta dapat menjadi tujuan mencari jurnal nasional, sedangkan Scopus bisa mencari jurnal internasional.

3. Standar Jurnal – perbedaan sinta dan scopus

Perbedaan Sinta dan Scopus selanjutnya adalah kriterianya atau standar jurnal. Jadi, sebagai database yang merangkum jurnal berkualitas tinggi. Baik itu Sinta maupun Scopus tentunya mempunyai standar yang sangat tinggi.

Selain jurnal yang diterbitkan di Sinta dan Scopus, masih banyak jurnal yang tidak terindeks oleh mereka. Alasan utamanya adalah jurnal-jurnal tersebut tidak memenuhi kriteria untuk masuk ke database mereka.

Di Sinta, standar yang digunakan adalah hasil sitasu dan akreditasi dari ARJUNA. Artinya, jurnal nasional yang terakreditasi ARJUNA dapat masuk ke dalam Sinta.

Cukup banyak jurnal nasional yang sitasinya dijadikan sebagai sumber referensi dan rujukan. Nantinya dapat mempengaruhi nilai di dalam system sinta. Jika sudah banyak dan ada akreditasi, maka secara otomstis akan masuk ke dalam sinta.

Sementara standar untuk Scopus adalah jurnal internasional yang memiliki standar dan reputasi tinggi. Reputasi tinggi ini juga dilihat dari sitasi dan kinerja jurnal internasional tersebut. Nantinya juga akan berhubungan dengan jumlah sitasinya.

Jurnal internasional yang memenuhi standar kualitas dan memiliki reputasi tinggi. Akses ke database Scopus, tujuan para sarjana di seluruh dunia mencari referensi jurnal internasional berkualitas tinggi.

Sinta dan jurnal Scopus adalah dua database yang akrab bagi mahasiswa dan dosen, tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia. Karena disinilah setiap civitas akademika dapat menemukan jurnal yang berkualitas.

Tentu saja, ada perbedaan Sinta dan Scopus yang perlu dipahami. Sesuai dengan penjelasan di atas, sinta dapat diarahkan untuk mencari jurnal nasional. Pada saat yang sama, Scopus juga dapat membidik jurnal internasional berkualitas tinggi.

Cara Agar Jurnal Kamu Masuk Scopus

Persaingan ketat untuk mendapatkan lisensi dari Scopus memungkinkan dosen atau penulis jurnal untuk benar-benar memperhatikan detail penelitian yang sedang ditulis. Berikut beberapa panduan untuk mendapatkan jurnal di Scopus.

Scopus merupakan salah satu database atau pusat data literatur atau sitasi ilmiah yang dimiliki publisher terkenal di dunia, Elsevier. Scsopus diperkenalkan keseluruh dunia pada tahun 2004. Scopus biasanya bersaing ketat deng WOS yang dipublikasikan oleh Thomson reuters yang juga menjadi database terbesar di dunia.

1. Ketahui Pangsa Pasar

Sebelum menulis jurnal, sebaiknya pertimbangkan dulu siapa dan untuk tujuan apa. Dari sana Anda akan menemukan target pasar jurnal yang tepat. Secara sederhana, metode ini mengidentifikasi target pasar, target pasar untuk jurnal. Sangat penting untuk mengetahui apa yang menarik minat pembaca Anda, mengetahui apa yang paling diminati pembaca, dan menulis dengan mempertimbangkan calon pembaca.

2. Manuscript Jurnal yang Bagus

Selanjutnya, kamu perlu membuat manuskrip jurnal yang mudah dipahami. Naskah jurnal yang dihasilkan dengan baik memudahkan pembaca untuk memahami isinya. Ada dua hal penting yang perlu kamu perhatikan untuk mengoptimalkan pembuatan naskah Anda, yaitu konten dan presentasi. Anda juga bisa membaca berbagai jurnal yang terindeks Scopus sebagai referensi penulisan.

Konten jurnal yang kamu buat perlu dipertimbangkan kegunaannya di masyarakat secara keseluruhan. Jika kamu sudah memiliki hasil yang tinggi, tulislah dalam format naratif yang paling menarik. Jadikan makalah atau jurnal Anda dapat diakses oleh pembaca, sampaikan informasi dengan jelas melalui kata-kata, dan dapat diterima dengan akal sehat. Dengan cara ini, jurnal Anda akan dicari dan ditampilkan di Scopus.

3. Banyak Latihan Menulis Jurnal

Perlu kamu ketahui dalam menulis jurnal tidak sama seperti kamu menulis buku harian atau artikel biasa. Menulis jurnal membutuhkan keterampilan menulis yang baik, setidaknya kamu dapat memilih kata yang tepat, tidak bertele-tele, dan yang terpenting, mudah dipahami. Seperti yang kita semua tahu, menulis bukanlah bakat, tetapi kemampuan. Jadi tidak ada alasan Anda tidak bisa membuat jurnal. Segalanya mungkin jika Anda memutuskan untuk belajar

Semakin sering kamu sering menulis, maka semakin kamu mengasah kemampuan menulis. Jadi tidak ada alasan untuk “bosan” saat menulis jurnal ilmiah ini. Menulis membutuhkan keterampilan yang terus diasah.

Jika kamu terbiasa menulis jurnal maka akan semakin banyak paper kamu yang diterima di jurnal bereputasi. Selain itu, kesempatan mendapatkan ide-ide dalam menulis juga semakin terbuka.

Baca Juga : Cara Mendapatkan ID Scopus

4. Buat Tulisan yang Paling Mudah

Jurnal yang diterbitkan di jurnal internasional tidak hanya berkaitan dengan ilmu pengetahuan, tetapi hanya teknologi mutakhir terkini. kamu juga dapat menulis jurnal terkait tentang inovasi dalam penerapan teknologi lama. Tetapi kamu perlu tahu bahwa orang yang paling mungkin diterbitkan adalah yang pertama menulis. Tetapi jika kamu masih dalam tahap awal penjurnalan dan belum menemukan ide yang tepat, tidak apa-apa berbicara tentang inovasi dalam penerapan teknologi lama.

5. Buatlah Pembaca Tertarik dengan Jurnal Kamu

Menarik pembaca jurnal itu penting, apalagi jika kamu ingin jurnal kamu masuk ke dalam Scopus. Pembaca jurnal juga bis disebut dengan koreksi terbaik untuk jurnal kamu karena tidak ada yang membaca jurnal kamu lebih teliti daripada pembaca.

Lebih menarik lagi jika kamu membuat jurnal dengan menggunakan sumber referensi dari penelitian pembaca.

6. Sejauh Mungkin Hindari Plagiarimse

Poin yang harus diperhatikan. Apapun karya ilmiah yang kamu tulis, jangan sampai hasil plagiat alias copy-paste. ibaratnya, sebagus apapun karya ilmiah yang kamu tulis, jika kamu copy paste hasil orang lain, pasti tidak akan diakui oleh publik. Bahkan, jika kamu menyalin dan menempelkan karya terbitan kamu sendiri, kamu masih dianggap plagiat. Oleh karena itu, hindari tindakan ini sebisa mungkin.

Fungsi Jurnal Sinta

Perbedaan Sinta Dan Scopus

Seesudah kita mengetahui perbedaan sinta dan scopus, tidak lengkap rasanya jika kita tidak membahas Fungsi Jurnal Sinta.

website sinta yang dipublikasikan dan diterbitkan ke masyarakat ilmiah tentu bukan tanpa alasan. Halaman jurnal nasional ini sendiri memiliki banyak fitur yang mendukung peningkatan kualitas publikasi perguruan tinggi atau universitas di Indonesia.

Sekaligus mendorong peningkatan jumlah publikasi hasil pengabdian dan penelitian kepada masyarakat. Secara garis besar, sinta mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Wadah Publikasi Online – perbedaan sinta dan scopus

Yang pertama dari perbedaan sinta dan scopus adalah Sinta bukan hanya sekedar databse atau pusat data yang menampilkan daftar jurnal nasional yang diakui di Indonesia. Namun juga menjadi media bagi peneliti atau dosen untuk mempublikasikan jurnal pengabdian dan penelitian masyarakat.

SInta kemudian berperan sebagai wadah untuk menerima dan mendukung publikasi jurnal dari pengabdian dan penelitian masyarakat. Sifatnya yang online tentunya dapat memudahkan dosen untuk mengelola penerbitan jurnal secara mandiri.

Karena setiap dosen yang sudah mempunyai akun terverifikasi dengan Sinta dapat menggunakan fitur penerbitan jurnal. Hal ini memungkinkan jurnal untuk masuk ke database atau pusat data Sinta dan dapat didaftarkan ke ARJUNA untuk proses akreditasi.

2. Menilai Kinerja Jurnal – perbedaan sinta dan scopus

Fungsi kedua dari perbedaan sinta dan scopus adalah untuk mengevaluasi kinerja seluruh jurnal nasional yang diterbitkan oleh peneliti dan dosen di Indonesia. Propertinya telah dikaitkan dengan Scopus dan Google Cendekia.

Sekaligus telah didukung oleh fitur sitasi dan skor, memungkinkan Sinta untuk mencari publikasi dosen dan peneliti. Selain itu, Sinta dibagi menjadi beberapa kategori, dari Sinta 1 bersertifikat tertinggi hingga Sinta 6.

Sehingga peneliti dan dosen dapat terus mengembangkan diri dengan meningkatkan kualitas publikasi. Agar bisa mendapatkan sinta 1 maupun S yang artinya telah meraih akreditasi antara A dan B.

Kualitas jurnal kemudian ditunjukkan, sehingga memberikan referensi jurnal nasional berkualitas tinggi kepada publik. Dosen juga didorong untuk terus meningkatkan kualitas penulisan ilmiah.

Keunggulan Jurnal Sinta

Seesudah kita mengetahui perbedaan sinta dan scopus, tidak lengkap rasanya jika kita tidak membahas Keunggulan Jurnal Sinta.

Dosen dan peneliti tentu tidak bisa begitu saja mempublikasikan jurnalnya di jurnal Sinta. Anda juga dapat mempublikasikan di database lain seperti Google Scholar dan Scopus dalam bahasa Indonesia dan jurnal yang diakui PBB dalam bahasa internasional (Jurnal Internasional).

Namun, dosen juga perlu berusaha mempublikasikan jurnal ke Sinta. Karena Sinta diketahui memiliki keunggulan sinkron dengan Google Scholar, Scopus, IPI, dan Inasti.

Dengan begitu, riwayat publikasi semua dosen, baik jurnal maupun buku, akan muncul di halaman Sinta. Selain itu, didukung oleh empat fungsi utama Sinta yang telah dijelaskan sebelumnya. Ini akan membuat jurnal lebih banyak dikutip oleh komunitas ilmiah.

Bagaimana Jurnal Bisa Terindeks di Sinta?

Perbedaan Sinta Dan Scopus

Jurnal yang diterbitkan di laman Sinta kemudian dapat dimasukkan ke dalam indeks Sinta itu sendiri. Namun tentu tidak seketika, karena sistem Sinta dirancang untuk menilai kinerja jurnal.

Jadi setiap dosen perlu bekerja keras agar jurnal yang diterbitkan di sini minimal masuk Sinta 2, dan lebih bagus lagi kalau bisa masuk Sinta 1. Lantas, bagaimana jurnal bisa masuk ke dalam Sinta dan masuk kategori baik dan bagus?

Rupanya ada 6 tahapan yang harus dilakukan dan dilewati agar sebuah jurnal dapat terindeks di dalam Sinta. Berikut adalah detailnya:

  • Jurnal yang akan diterbitkan di dalam Sinta harus sudah terdaftar untuk penilaian akreditasi oleh ARJUNA. Diisi secara online melalui laman http://arjuna.ristekdikti.go.id/
  • Proses penilaian akreditasi yang dilakukan oleh Cabang Sarana Jurnal Ilmiah, Administrasi Kekayaan Intelektual Kemenristekdikti akan menugaskan asesor akreditasi. Ini memungkinkan untuk menilai akreditasi, kategori mana yang dapat masuk ke jurnal tersebut.
  • Jurnal yang telah masuk dalam kategori antara Sinta 1 sampai 6 kemudian diperingkat lagi dengan memperhatikan indeks di Google cendekia maupun Scopus.
  • Proses penilaian atau akreditasi jurnal Sinta dilakukan berdasarkan jadwal yang telah ditentukan oleh Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual.
  • Jurnal yang terdaftar di ARJUNA tetapi tidak masuk dalam Sinta Index diharapkan menunggu periode akreditasi dan evaluasi berikutnya.

Kesimpulan

Nah, mungkin itu saja yang dapat kami sampaikan terkait perbedaan sinta dan scopus. semoga dapat berguna dan bermafaat bagi teman-teman. terimakasih!