Penelitian Studi Kasus : Contoh Judul, Pengertian, Jenis, PDF

Penelitian Studi Kasus

Contoh judul penelitian studi kasus – Dalam era digital yang semakin maju, setiap informasi dapat menjadi alat yang berharga untuk mencapai berbagai tujuan, baik itu untuk kepentingan bisnis, pendidikan, atau pribadi. Salah satu metode yang kerap digunakan untuk menemukan fakta dan data yang valid adalah melalui penelitian, khususnya studi kasus.

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengenai “Penelitian Studi Kasus”, teknik yang seringkali digunakan dalam berbagai bidang untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang fenomena atau situasi tertentu.

Dari penelitian bisnis hingga bidang psikologi, studi kasus menjadi metode yang tidak terpisahkan. Mari kita telusuri lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana penelitian studi kasus dapat membantu kita memahami dunia dengan lebih baik.

Contoh Penelitian Studi Kasus PDF

Contoh Penelitian Studi Kasus PDF

Bagi rekan-rekan yang sedang mencari contoh penelitian studi kasus, berikut kami paparkan dalam bentuk PDF :

Jenis Penelitian Studi Kasus

Jenis Penelitian Studi Kasus

Dalam karyanya berjudul “STUDI KASUS DALAM PENELITIAN KUALITATIF: KONSEP DAN PROSEDURNYA” (2017), Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, merinci lima kategori dari penelitian studi kasus.

Berikut diantaranya :

1. Studi Kasus Kolektif (Collective Case Study)

Studi kasus kolektif adalah tipe penelitian studi kasus yang mencakup analisis lebih dari satu situasi atau kejadian. Syaratnya, setiap kasus yang diteliti harus memiliki hubungan dan peneliti harus memiliki pemahaman yang mendalam terhadap semua kasus tersebut. Dengan cara ini, peneliti bisa melakukan perbandingan antara satu kasus dengan kasus lainnya.

Studi kasus retrospektif adalah jenis penelitian studi kasus yang memfasilitasi peningkatan atau pengobatan terhadap kasus yang sedang diteliti. Pengobatan ini harus ditangani oleh orang yang memiliki keahlian yang relevan di bidangnya, sementara peran peneliti sebatas memberikan saran berdasarkan hasil dari penelitian mereka.

3. Studi Kasus Prospektif (Prospective Case Study)

Studi kasus prospektif biasanya diterapkan untuk memungkinkan peneliti memahami jalannya evolusi dari suatu kasus. Langkah berikutnya dari penelitian semacam ini adalah Penelitian Tindakan atau Action Research, yang harus dijalankan oleh orang lain yang memiliki keahlian dalam bidang tersebut.

4. Instrumental Case Study

Instrumental Case Study adalah jenis studi yang memerlukan peneliti untuk memilih kasus dengan sangat cermat. Artinya, peneliti harus yakin bahwa mereka dapat memperoleh wawasan yang dalam dari kasus yang dipilih tersebut.

5. Studi Kasus Intrinsik (Intrinsic Case Study)

Pada jenis studi kasus yang terakhir, yaitu studi kasus intrinsik, peneliti memiliki kebebasan untuk memilih kasus berdasarkan ketertarikan pribadi atau minatnya pada suatu isu. Misalnya, isu seperti kenakalan remaja, cyber bullying, fenomena single parents, atau bahkan fenomena “Citayam Fashion Week”. Untuk mendalami lebih jauh tentang kelima jenis studi kasus ini, Anda dapat merujuk ke buku Studi Kasus (Desain & Metode) yang ditulis oleh Robert K. Yin.

50+ Contoh Judul Penelitian Studi Kasus

50+ Contoh Judul Penelitian Studi Kasus

Nah, berikut ini beberapa 50+ contoh judul penelitian studi kasus yang bisa kamu jadikan sebagai referensi dalam membuat penelitian studi kasus.

Adapun contoh judulnya sebagai berikut :

  1. Studi Kasus Implementasi Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar XYZ
  2. Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan: Studi Kasus di SMA Negeri 1 ABC
  3. Analisis Studi Kasus Kebijakan Pemasaran Online pada Perusahaan XYZ
  4. Studi Kasus Manajemen Risiko pada Proyek Konstruksi Jembatan DEF
  5. Penerapan Metode Pembelajaran Daring Selama Pandemi COVID-19: Studi Kasus di Universitas ABC
  6. Studi Kasus Kebijakan Perlindungan Anak Jalanan di Kota XYZ
  7. Analisis Studi Kasus Penanganan Bencana Banjir di Wilayah DEF
  8. Studi Kasus Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan di Perusahaan ABC
  9. Studi Kasus Efektivitas Program Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan XYZ terhadap Masyarakat Sekitar
  10. Analisis Strategi Pengelolaan Lingkungan Perusahaan Tambang: Studi Kasus di Perusahaan DEF
  11. Studi Kasus Penerapan Teknologi Informasi dalam Pelayanan Publik di Pemerintah Daerah XYZ
  12. Analisis Studi Kasus Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Puskesmas DEF
  13. Studi Kasus Inovasi Produk di Perusahaan Startup ABC
  14. Pengaruh Gaya Mengajar Guru terhadap Minat Belajar Siswa: Studi Kasus di SMP Negeri 1 XYZ
  15. Studi Kasus Strategi Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Daerah DEF
  16. Penerapan Protokol Kesehatan di Sekolah Selama Pandemi COVID-19: Studi Kasus di SMA XYZ
  17. Studi Kasus Perubahan Iklim dan Dampaknya terhadap Produksi Pertanian di Daerah DEF
  18. Analisis Studi Kasus Gerakan Literasi di Sekolah ABC
  19. Studi Kasus Program Penanggulangan Kemiskinan di Desa XYZ
  20. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) di Perusahaan XYZ: Studi Kasus di Perusahaan DEF
  21. Studi Kasus Pemulihan Ekonomi Pasca-Bencana Gempa di Daerah ABC
  22. Strategi Promosi Pariwisata di Era Digital: Studi Kasus di Destinasi Wisata XYZ
  23. Analisis Studi Kasus Pengaruh Teknologi Digital terhadap Perilaku Konsumen di DEF
  24. Studi Kasus Pencegahan Korupsi di Institusi Pemerintahan ABC
  25. Analisis Studi Kasus Kinerja Sistem Transportasi Publik di Kota XYZ
  26. Studi Kasus Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Infrastruktur di Daerah DEF
  27. Penanganan Persoalan Narkoba: Studi Kasus di Lembaga Pemasyarakatan XYZ
  28. Analisis Studi Kasus Pengelolaan Sampah di Wilayah Perkotaan DEF
  29. Studi Kasus Manajemen Konflik di Lingkungan Kerja Perusahaan ABC
  30. Studi Kasus Penggunaan Energi Terbarukan di Perusahaan DEF
  31. Dampak Sosial Budaya Modernisasi terhadap Masyarakat Adat: Studi Kasus di Daerah XYZ
  32. Studi Kasus Pengelolaan Dana Desa untuk Pemberdayaan Masyarakat di Desa DEF
  33. Analisis Studi Kasus Pemanfaatan Media Sosial dalam Promosi Produk Lokal ABC
  34. Pengaruh Pendidikan Karakter terhadap Perilaku Siswa: Studi Kasus di SMP XYZ
  35. Studi Kasus Keberhasilan Program Pemberantasan Buta Aksara di Daerah DEF
  36. Analisis Studi Kasus Kebijakan Work From Home (WFH) di Masa Pandemi pada Perusahaan ABC
  37. Studi Kasus Upaya Konservasi Lingkungan di Kawasan Hutan Lindung XYZ
  38. Analisis Studi Kasus Penanganan Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) oleh Pihak Kepolisian DEF
  39. Studi Kasus Program Pembinaan Anak Jalanan oleh Dinas Sosial ABC
  40. Studi Kasus Dampak Kebijakan One Map Policy dalam Penyelesaian Konflik Agraria di Daerah XYZ
  41. Analisis Studi Kasus Pelaksanaan Program Beasiswa untuk Mahasiswa Berprestasi di Universitas DEF
  42. Studi Kasus Efektivitas Kebijakan Pengendalian Harga Pangan oleh Pemerintah ABC
  43. Analisis Studi Kasus Program Penghijauan dan Reforestasi di Daerah XYZ
  44. Studi Kasus Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan di Wilayah DEF
  45. Analisis Studi Kasus Manajemen Sumber Daya Manusia di Industri Kreatif ABC
  46. Studi Kasus Strategi Penanganan Stunting oleh Pemerintah Daerah XYZ
  47. Analisis Studi Kasus Kebijakan Pendidikan Inklusif di Sekolah DEF
  48. Studi Kasus Peran Komunitas dalam Pelestarian Seni dan Budaya Lokal ABC
  49. Studi Kasus Implementasi Teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam Layanan Kesehatan di Rumah Sakit XYZ
  50. Analisis Studi Kasus Pemanfaatan Teknologi Internet of Things (IoT) dalam Manajemen Lalu Lintas DEF.

Contoh Makalah Penelitian Studi Kasus

Contoh Makalah Penelitian Studi Kasus

Di poin sebelumnya, kami sudah memaparkan beberapa contoh penelitian studi kasus dalam bentuk PDF. Nah, pada bagian ini kami akan memberikanmu beberapa contoh makalah penelitian studi kasus yang semoga bisa berguna bagi kamu sebagai referensi.

Adapun contohnya sebagai berikut :

Baca Juga : Contoh Makalah Yang Benar PDF 

Apa Itu Studi Kasus?

Apa itu studi kasus?

Untuk memahaminya secara sederhana, studi kasus adalah penelitian yang dilakukan terhadap suatu kasus dengan proses yang rinci, tajam, dan mendalam. Kasus tersebut bisa mencakup individu, grup, organisasi, atau lembaga. Dengan melakukan penelitian tersebut, peneliti diharapkan dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kasus yang diteliti.

Biasanya, kasus yang diteliti harus sesuatu yang sedang terjadi saat ini (aktual), bukan peristiwa yang sudah lewat, dan sebaiknya sangat spesifik atau “unik”. Dengan kata lain, lebih disarankan bagi peneliti untuk memilih satu kasus saja, baik itu sederhana atau kompleks.

Lalu, bagaimana cara menentukan apakah suatu kasus dapat dianggap “unik”? Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si, menawarkan enam pedoman yang bisa dipertimbangkan oleh peneliti, yaitu:

  1. Hakikat atau sifat kasus yang akan diteliti
  2. Latar belakang atau alasan kasus tersebut muncul
  3. Setting fisik dari kasus tersebut
  4. Konteks yang mengelilinginya, seperti faktor ekonomi, politik, dan sebagainya.
  5. Kasus lain yang bisa menerangkan kasus tersebut
  6. Informan yang benar-benar menguasai kasus yang akan diteliti

Dengan pedoman ini, dapat kita simpulkan bahwa studi kasus merupakan metode penelitian yang sesuai untuk memahami suatu fenomena.

Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli

Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli

1. Robert K. Yin

Yin mendefinisikan studi kasus sebagai proses mengeksplorasi dan mempelajari fenomena yang terjadi dalam konteks kehidupan nyata. Dia menegaskan bahwa studi kasus bisa diaplikasikan saat fenomena dan realitas memiliki batas yang tidak jelas atau kabur.

Tak hanya batas yang kabur, studi kasus juga harus melibatkan berbagai sumber untuk mencari bukti dan informasi. Jika kriteria ini tidak terpenuhi, maka penelitian tersebut tidak bisa menggunakan metode studi kasus.

2. Polit dan Hungler

Menurut Polit dan Hungler, studi kasus berfokus pada penentuan dinamika terkait dengan mengapa individu berpikir dan bertindak, serta proses pengembangan dirinya. Mereka berpendapat bahwa fokus tersebut sangat penting.

3. Susilo Rahardjo dan Gudnanto

Menurut Susilo Rahardjo dan Gudnanto, studi kasus adalah metode untuk memahami seseorang dengan pendekatan yang inklusif dan komprehensif.

Dalam pelaksanaannya, peneliti akan mengidentifikasi individu sebagai subjek penelitian. Kemudian, peneliti akan mendapatkan informasi dari subjek untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.

Setelah pemahaman dan informasi tersebut diperoleh, subjek dapat menggunakan informasi tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Ini memungkinkan subjek untuk berkembang lebih lanjut setelah dapat menyelesaikan masalah tersebut.

4. Bimo Walgito

Menurut Bimo Walgito, studi kasus merupakan metode yang ditujukan untuk menelusuri dan mempelajari peristiwa serta fenomena yang berkaitan dengan individu. Individu tersebut, yang menjadi objek penelitian, akan ditelusuri lebih jauh.

Hasil dari penyelidikan bisa dituangkan dalam berbagai bentuk laporan, contohnya biografi atau riwayat hidup. Bimo Walgito menekankan bahwa dalam melaksanakan studi kasus, diperlukan banyak informasi dan keakuratan data untuk mendapatkan hasil yang mendalam, akurat dan sesuai dengan fakta.

5. Winston M. Tellis

Menurut Tellis, studi kasus adalah metode penelitian yang unit analisisnya lebih berorientasi pada tindakan individu atau lembaga, bukan pada entitas individu atau lembaga itu sendiri.

Artinya, studi kasus lebih terpusat pada perilaku atau tindakan yang dihasilkan, sehingga dapat menghindari bias dalam penilaian terhadap individu atau lembaga tertentu yang menjadi subjek penelitian.

Di samping itu, unit analisis bisa beragam dan berbeda untuk setiap individu dan lembaga.

6. Feagin, Anthonly M. Orum dan Andree F. Sjoberg

Feagin, Orum dan Sjoberg mendefinisikan studi kasus sebagai metode penelitian yang melibatkan analisis multi-perspektif. Analisis multi-perspektif merupakan penelitian yang memerlukan analisis dari berbagai titik pandang, bukan hanya terpusat pada satu aspek.

Contohnya, penelitian tidak hanya berfokus pada individu tersebut saja. Tetapi harus memasukkan analisis dari aspek lain selain individu itu sendiri, seperti alasan perilaku, faktor eksternal, dan sebagainya. Selain itu, peneliti juga perlu mempertimbangkan grup yang berkaitan dengan individu tersebut.

Tujuan Studi Kasus

Tujuan Studi Kasus

Pada intinya, studi kasus dirancang untuk mengeksplorasi informasi yang bisa dipetik dari suatu kasus, oleh karena itu peneliti harus selektif dalam memilih kasus yang akan menjadi subjek penelitian.

Stake, dalam bukunya yang berjudul The Art of Research (1995), menjelaskan bahwa tujuan utama dari penelitian studi kasus adalah untuk “membuka karakteristik unik yang terdapat dalam suatu kasus”.

Oleh karena itu, sesuai dengan yang telah ditekankan oleh Prof. Rahardjo, segala aspek yang berhubungan dengan kasus harus dipelajari agar peneliti dapat memahami kasus tersebut secara menyeluruh.

Langkah-langkah Melakukan Penelitian Studi Kasus

Langkah-langkah Melakukan Penelitian Studi Kasus

Ketika Anda memutuskan untuk menggunakan metode penelitian studi kasus, Anda harus melalui semua prosesnya dengan sistematis dan berkesinambungan. Berikut ini adalah tahapan dalam proses melaksanakan penelitian studi kasus:

1. Memilih Tema, Topik, dan Kasus

Pada tahap ini, peneliti perlu menemukan kasus yang relevan dengan bidang yang dipelajari. Sebagai contoh, jika saat ini Anda sedang menuntaskan studi di jurusan Ilmu Sosial, Anda bisa mencari kasus yang berkaitan dengan kantor pemerintah di area tempat Anda tinggal.

Alasannya? Karena logisnya, Anda hanya dapat menghasilkan penelitian yang berkualitas dalam bidang yang Anda pahami. Anda bisa mendapatkan kasus dengan cara membaca buku, jurnal ilmiah, surat kabar, atau riset sebelumnya.

Anda juga bisa mendapatkannya melalui pengamatan langsung yang Anda lakukan, berdasarkan pengalaman yang Anda alami. Misalnya saat magang atau menangani administrasi di kantor pemerintah, atau dari hasil diskusi dengan rekan dan dosen pembimbing.

Jika Anda ingin mencari kasus dengan membaca buku atau riset sebelumnya, Anda perlu memahami seluruh isinya agar bisa menentukan tema penelitian utama. Dari tema ini, akan disempitkan menjadi beberapa topik.

Selanjutnya, dari topik penelitian tersebut, Anda bisa menekankan pada objek studinya. Dengan demikian, Anda akan mendapatkan sebuah kasus. Dari ketiga elemen ini, Anda bisa merumuskan judul penelitian. Jadi, judul penelitian harus dibuat setelah Anda menentukan tema, topik, dan objek studi.

2. Kajian Literatur

Studi literatur tidak hanya dapat memperluas pengetahuan Anda dalam bidang yang akan diteliti, tetapi juga dapat membantu mempertajam perumusan masalah yang akan Anda ajukan.

Oleh karena itu, sebanyak mungkin carilah referensi bacaan, yang bisa berupa penelitian dan jurnal terkait, majalah ilmiah, buku, atau surat kabar yang berhubungan dengan kasus tersebut.

Dalam proses pengumpulan referensi bacaan, Anda harus mempertimbangkan dua aspek penting. Pertama, relevansi dengan kasus yang diteliti dan kedua, kekinian. Idealnya, semakin baru referensi bacaannya, maka Anda semakin memahami perkembangan terbaru dalam bidang yang Anda tekuni.

3. Merumuskan Fokus dan Masalah Penelitian

Fokus penelitian sangat penting untuk mengarahkan perhatian Anda ke satu titik utama. Selain itu, Anda juga perlu berhati-hati saat merumuskan isu pokok yang akan diteliti.

Pasalnya, perumusan masalah ini akan membuat isu yang Anda hadapi menjadi lebih jelas dan menghindari hasil penelitian yang “biasa” atau kurang mendalam atau kurang rinci.

Oleh karena itu, penelitian studi kasus harus mampu menjawab pertanyaan “apa”, “bagaimana”, dan “mengapa”. Pertanyaan “apa” bertujuan agar Anda mendapatkan pengetahuan deskriptif terkait isu penelitian, pertanyaan “bagaimana” agar Anda mendapatkan pengetahuan eksplanatif, dan “mengapa” untuk mendapatkan pengetahuan eksploratif.

Secara sederhana, pertanyaan “bagaimana” ini bertujuan untuk mengetahui proses terjadinya suatu peristiwa, sementara pertanyaan “mengapa” mencari alasan yang menyebabkan suatu peristiwa bisa terjadi.

4. Pengumpulan Data

Dalam penelitian studi kasus, subjek penelitian harus bisa mendeskripsikan dirinya sendiri secara detail, sehingga Anda mendapatkan gambaran yang komprehensif. Artinya, informasi yang Anda kumpulkan akan dipelajari sebagai suatu kesatuan yang komplet dan terpadu.

Maka, Anda tidak bisa hanya memahami kasus yang diteliti dari permukaannya saja, tetapi juga harus memahami bagian dalamnya. Inilah alasan mengapa teknik pengumpulan data yang direkomendasikan dalam studi kasus adalah:

  1. Wawancara
  2. Dokumentasi
  3. Observasi terlibat
  4. Observasi langsung,
  5. Artefak fisik.

Dalam proses pengumpulan data, ada tiga aspek penting yang harus Anda perhatikan, yaitu naturalistik, holistik, dan detail. Dalam konteks naturalistik, pengumpulan data harus dilakukan secara alami dalam situasi kehidupan sebenarnya. Anda tidak perlu memberikan perlakuan khusus pada subjek atau konteks penelitian, biarkan semuanya berlangsung sebagaimana mestinya.

Sedangkan holistik berarti Anda harus menghasilkan data yang komprehensif dari berbagai informasi atau sumber yang tersedia sebanyak mungkin. Lalu, detail berarti Anda harus mampu mengungkapkan makna yang eksplisit dan implisit dari semua data yang telah dikumpulkan.

Sebagai contoh, misalkan Anda sedang melakukan penelitian yang melibatkan Kepala Sekolah sebagai partisipan. Setelah melakukan wawancara, Anda akan memperoleh informasi berdasarkan apa yang dikatakan oleh kepala sekolah tersebut. Nah, Anda harus mampu menginterpretasi makna tersembunyi di balik ucapannya.

5. Penyempurnaan Data

Setelah semua data yang Anda butuhkan telah terkumpul, Anda perlu memverifikasi dan menyempurnakannya. Ini berarti, periksa semua data tersebut dan evaluasi apakah data tersebut sudah mampu menjawab permasalahan yang telah Anda rumuskan atau belum.

Jika sudah, maka data tersebut dianggap lengkap dan Anda bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya. Namun, jika belum, Anda diharuskan kembali ke lapangan dan mengumpulkan data tambahan untuk melengkapi yang sudah ada.

6. Mengolah Data

Sebelum memulai analisis, pertama-tama proseslah data yang telah dianggap lengkap. Verifikasi kebenaran data tersebut, urutkan dan kategorikan berdasarkan kelompok yang sesuai dengan penelitian Anda, dan lakukan penyandian atau “coding”, jika perlu perbaiki respons wawancara yang dirasa masih kurang jelas. Seluruh tahapan dalam proses ini akan membantu dalam mempermudah proses analisis data.

7. Analisis Data

Analisis data bisa disebut sebagai “jantung” dari suatu penelitian. Oleh karena itu, harus dilaksanakan dengan tepat dan sesuai petunjuk. Tidak jarang peneliti, mulai dari mahasiswa sarjana, pascasarjana, hingga doktoral menemui kendala di tahap ini.

Namun, jika dikerjakan dengan benar, analisis data akan memberikan informasi yang sangat penting, yaitu hasil penemuan penelitian. Artinya, jika analisis data tidak berhasil, maka penelitian dianggap tidak berhasil. Kendala terbesar yang dihadapi oleh peneliti di tahap ini adalah kemampuan analisis data dari peneliti itu sendiri.

Sebagai informasi, analisis data dalam penelitian studi kasus hanya bisa dilakukan oleh peneliti itu sendiri karena hanya dia yang mengetahui semua masalah secara mendalam. Jadi baik teman, keluarga, orang lain, atau bahkan dosen pembimbing sekalipun tidak akan bisa menyelesaikan tahap ini.

Untuk dapat menyelesaikan tahap ini, kamu perlu memiliki pemahaman teoretis yang luas, pengalaman penelitian yang cukup, bimbingan yang jelas dari dosen, dan minat yang kuat. Tanpa semua ini, ada kemungkinan besar penelitianmu akan sulit diselesaikan atau bahkan gagal.

Mengingat tahap ini adalah bagian penting dari penelitian studi kasus, disarankan untuk membaca buku “Implementasi Metode Penelitian Studi Kasus Dengan Pendekatan Kualitatif” yang ditulis oleh S. Arifianto sebagai panduan lengkap.

8. Proses Analisis Data

Pada dasarnya, proses analisis data adalah aktivitas yang bertujuan untuk memberikan arti pada data melalui penataan, pengelompokan, pengurutan, pemberian kode, dan pengkategorian berdasarkan kelompok tertentu. Hal ini penting untuk dilakukan agar peneliti dapat menemukan jawaban pada rumusan masalah yang diajukan.

Mengingat banyaknya proses yang dilalui, data yang dikumpulkan biasanya menjadi tercecer dan perlu disederhanakan lagi agar lebih mudah dimengerti. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dijadikan acuan dalam tahap ini:

  1. Peneliti perlu membaca semua transkrip untuk mendapatkan gambaran umum.
  2. Kumpulkan semua pesan umum yang telah ditemukan, lalu ambil pesan yang spesifik.
  3. Dari pesan spesifik tersebut, pola umum data akan ditemukan. Selanjutnya, data tersebut dapat diklasifikasikan kembali berdasarkan kategori, topologi, dan urutan kejadian.

9. Konfirmabilitas atau Triangulasi Temuan

Untuk memastikan bahwa penemuan penelitian dari data tidak dianggap sebagai prasangka, kamu harus melakukan validasi atau triangulasi temuan. Caranya adalah dengan menyampaikan temuan tersebut kepada orang yang telah kamu wawancarai.

Banyak mahasiswa yang menggunakan metode studi kasus sering kali mengabaikan langkah ini, biasanya karena khawatir bahwa hasil validasi akan berbeda dengan temuan penelitian mereka. Namun, peneliti haruslah berintegritas agar penemuannya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

10. Kesimpulan Penelitian

Terdapat satu kesalahan yang kerap dilakukan oleh mahasiswa pada bagian ini, yaitu mereka sering kali merangkum pernyataan yang ada di bagian sebelumnya.

Idealnya, kesimpulan penelitian harus berisi gabungan atau sintesis dari semua pernyataan yang dijelaskan sebelumnya. Termasuk penjabaran deskriptif tentang realitas di lapangan yang sesuai dengan pertanyaan penelitian.

11. Laporan Penelitian

Langkah final dalam penelitian studi kasus adalah menyusun laporan penelitian. Laporan ini dianggap sebagai salah satu cara untuk bertanggung jawab atas penelitian yang telah dikerjakan. Biasanya, laporan ini ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh semua orang. Ada satu aspek penting yang harus kamu cermati ketika membuat laporan ilmiah, yaitu memastikan bahwa penelitian yang telah kamu lakukan memenuhi kriteria-kriteria berikut ini:

  1. Objektif
  2. Sistematik
  3. Mengikuti metode ilmiah

Objektif berarti data yang diperoleh benar-benar berasal dari subjek penelitian, bukan dari peneliti atau perspektif peneliti. Sistematik berarti setiap komponen penelitian harus terorganisir dan saling berhubungan, membentuk alur yang masuk akal.

Sedangkan, mengikuti metode ilmiah berarti semua aktivitas dalam penelitian yang kamu lakukan telah sesuai dengan prosedur ilmiah yang telah disetujui oleh para ilmuwan.

Manfaat dari Penelitian Studi Kasus

Manfaat dari Penelitian Studi Kasus

Meski dianggap kurang kuat, bukan berarti penelitian “studi kasus” tidak memiliki nilai atau manfaat. Lincoln dan Guba menjelaskan beberapa keuntungan metode ini sebagai berikut:

  1. Studi kasus adalah alat utama untuk penelitian emik yang merangkum perspektif subjek penelitian.
  2. Studi kasus memberikan deskripsi lengkap yang paralel dengan pengalaman sehari-hari pembaca.
  3. Studi kasus sangat efisien dalam menunjukkan interaksi antara peneliti dan subjek penelitian.
  4. Pembaca bisa mendapatkan konsistensi gaya, fakta, dan kredibilitas dari penelitian studi kasus.
  5. Penelitian ini menyajikan deskripsi mendalam yang diperlukan untuk evaluasi transferabilitas.
  6. Studi kasus sangat terbuka terhadap penilaian konteks, yang nantinya evaluasi ini bisa mempengaruhi fenomena yang ada dalam konteks tersebut.

Tantangan Melakukan Penelitian Studi Kasus

Tantangan Melakukan Penelitian Studi Kasus

Sampai saat ini, berdasarkan Prof. Rahardjo (2017), setidaknya ada tiga masalah yang akan menjadi hambatan bagi peneliti yang memutuskan untuk menggunakan metode penelitian studi kasus. Kendala tersebut meliputi:

  1. Memastikan bahwa kasus yang akan diteliti memiliki nilai akademis yang signifikan.
  2. Mencari data yang berhubungan langsung dengan tujuan penelitian.
  3. Langkah apa yang harus diambil setelah seluruh data berhasil dikumpulkan.

Studi kasus merupakan salah satu metode penelitian yang bisa dipilih oleh mahasiswa atau peneliti untuk mencari kebenaran ilmiah yang bersifat sementara atau tidak mutlak. Artinya, kebenaran ini masih bisa diperiksa, dikritik, atau dimodifikasi. Namun, bagaimanapun juga, studi kasus merupakan metode penelitian yang cukup menantang.

Selain itu, studi kasus juga sangat cocok untuk mengungkap aspek-aspek tersembunyi dari fenomena sosial dan budaya untuk selanjutnya disebarkan menjadi pengetahuan umum.

Saat kamu mencari informasi tentang studi kasus di internet, mungkin ada beberapa perbedaan antara penjelasan ini dengan yang lain. Namun, perbedaan tersebut adalah hal yang biasa karena penelitian kualitatif tidak memiliki standar yang tetap.

Kesimpulan

Meski sering dianggap sebagai metode penelitian yang menantang dan terkadang kurang berbobot, studi kasus memiliki banyak manfaat, termasuk memberikan pengetahuan yang mendalam dan menyeluruh tentang fenomena tertentu. Metode ini juga efektif dalam menunjukkan hubungan antara peneliti dan subjek penelitian. Namun, peneliti harus berhati-hati dalam memilih kasus yang akan diteliti, mencari data yang relevan, dan mengetahui langkah-langkah setelah semua data terkumpul.

Kesimpulannya, studi kasus adalah metode penelitian yang berguna dan mendalam, meski memiliki tantangan tersendiri. Meski begitu, dengan pengetahuan yang tepat dan persiapan yang memadai, metode penelitian ini bisa memberikan hasil yang sangat berharga dalam mencari kebenaran ilmiah.


FAQ

Mengapa penelitian studi kasus dianggap menantang?

Penelitian studi kasus dianggap menantang karena memerlukan kedalaman dan ketelitian dalam pengumpulan dan analisis data. Peneliti harus memahami konteks subjek penelitian secara mendalam dan dapat mengekstrak makna yang tersirat dari data yang terkumpul. Selain itu, peneliti juga perlu memastikan validitas dan reliabilitas data, dan hal ini seringkali memerlukan keahlian dan wawasan teoritis yang luas.

Apa itu triangulasi dalam konteks penelitian studi kasus?

Triangulasi dalam konteks penelitian studi kasus adalah teknik validasi data yang melibatkan penggunaan berbagai sumber, metode, teori, atau perspektif peneliti untuk memperoleh gambaran yang lebih komprehensif dan valid mengenai fenomena yang diteliti. Ini dapat membantu memastikan keandalan dan keabsahan temuan penelitian.

Apa saja tantangan yang dihadapi dalam melakukan penelitian studi kasus?

1. Memastikan bahwa kasus yang dipilih memiliki relevansi dan bobot akademik.
2. Menemukan dan mengumpulkan data yang relevan dan komprehensif.
3. Menentukan langkah-langkah yang tepat setelah data terkumpul, seperti analisis dan interpretasi data.
4. Membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas.
5. Mempertahankan objektivitas dan menghindari bias selama proses penelitian.

Sumber : gramedia.com, deepublishstore.com