Kali ini, kami akan berbagi informasi tentang cara membuat jurnal yang berkualitas sebagai referensi. Semoga tutorial ini menjadi solusi bermanfaat bagi Anda. Namun, sebelum kita melangkah lebih jauh, mari simak ulasan berikut ini.
Sebelum membahas cara membuat jurnal, ada baiknya kita mengenal apa sih jurnal itu.
Jurnal adalah salah satu jenis buku yang bisa dijadikan sumber ilmu pengetahuan. Khususnya bagi mahasiswa, jurnal tentu sudah menjadi hal yang familiar.
Secara umum, jurnal merupakan publikasi periodik berupa artikel yang diterbitkan secara berkala. Jurnal biasanya diterbitkan dalam rentang waktu tertentu, seperti setiap 4 bulan atau hingga 1 tahun sekali.
Ada beberapa jenis jurnal yang bisa ditemui, seperti professional or trade journals, scholar journals, dan popular journals.
Daftar Isi
Cara Membuat Jurnal Dengan Susunan Yang Benar :
- 1. Judul
- 2. Abstrak
- 3. Pendahuluan
- 4. Bahan dan Metode
- 5. Hasil
- 6. Pembahasan
- 7. Kesimpulan
- 8. Daftar Pustaka
bagian-bagian Jurnal
1. Judul
Nah, yang pertama itu judul, apa sih itu judul? Judul adalah nama yang di pakai untuk buku maupun bab dalam buku yang bisa menyiratkan secara pendek isi atau maksud buku maupun bab itu.
Dengan judul kita akan lebih mudah mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhannya. Misalnya, kalian membuat jurnal dengan judul “Laporan Lab Fisika” dengan menggunakan judul seperti itu, kurang efektif bagi pembaca karena tidak menggambarkan isi jurnal tersebut.
Yang ada si pembaca akan malas membaca karena judul jurnalnya saja tidak detail. Kalian pilihlah judul yang jelas seperti “Pengaruh Gaya Sentrifugal Terhadap Angin”. Judul ini akan memudahkan para pembaca yang ingin tahu tentang gaya sentrifugal di dalam jurnal.
2. Abstrak
Selanjutnya adalah abstrak. Setelah jurnal, yang harus kalian perhatiakan itu adalah abstrak. Dan abstrak berbeda dengan ringkasan.
Abstrak yang dimaksud disini adalah untuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal. Dan dibagian abstrak harus menjadikan menyajikan sekitar 250 kata yang merangkum pada metode, tujuan, hasil, dan kesimpulan. Jangan menggunakan kutipan ataupun singkatan dalam abstrak.
Pada abstrak harus berdiri sendiri tanpa ada catatan kaki. Abstrak biasanya ditulis terakhir. Cara mudah agar bisa menulis abstrak itu dengan mengutip poin penting di setiap bagian jurnal. Selanjutnya menggunakan poin-poin untuk Menyusun sebuah dskripsi singkat tentang studi kalian.
3. Pendahuluan
Setelah abstrak, kalian dapat memasuki bab pendahuluan. Pendahuluan adalah pernyataan dari kasus yang kalian selidiki, yang memberikan informasi kepada si pembaca agar dapat memahami tujuan spesifik kalian dalam kerangka teoritis yang lebih besar.
Pada bagian ini juga kalian dapat mencakup latar belakang masalah, seperti ringkasan dari setiap penelitian yang telah dilakukan dan bagaimana sebuah percobaan dapat membantu untuk menjelaskan atau memperluas pengetahuan dalam bidang umum.
Dan dari semua informasi latar belakang yang telah dikumpulka dari sumber lain harus jadi kutipan.
4. Bahan dan Metode
Langkah selanjutnya adlah menentukan bahan dan metode. Bagian ini menjelaskan tentang proses percobaan telah dilakukan. Jika percobaan ini dilakukan dialam, maka penulis akan menggambarkan daerah lokasi, penelitian dan menjelaskan pekerjaan yang dilakukan.
Aturan umum yang perlu kalian ingat adalah bagian yang ini harus memaparkan secara jelas dan detail sehingga si pembaca dapat memiliki Teknik dasar dan pengetahuan agar dapat dipublikasikan.
5. Hasil
Nah, pada bagian hasil, di sini peneliti data yang ringkas dengan tinjauan dalam bentuk tabel, teks, maupun gambar. Perlu kalian ingat, hanya hasil yang disajikan.
Tidak ada interprestasi data atau kesimpulan dari data yang kalian dapat. Data yang sudah di kumpulkan dalam bentuk tebel atau gambar harus dilengkapi teks naratif dan disajikan dengan bentuk yang mudah di pahami
6. Pembahasan
Dari semua data yang sudah kalian kumpulkan, kalian baru bisa membahasnya secara rinci pada bagian pembahasan.
Dalam bagian ini kalian bisa menafsirkan data dengan pola yang diamati. Setiap hubungan antara variable percobaan yang penting dan korelasi antar variable bisa dilihat dengan jelas.
Kalian harus menyertakan penjelasan yang berbeda dari hipotesis atau hasil yang serupa atau berbeda dengan setiap percobaan terkait dengan penelitian yang harus dilakukan orang lain.
Perlu kalian catat, bahwa setiap percobaan yang telah dilakukan tidak harus merujuk pada hasil besar ataupun kecenderungan untuk menjadi penting.
Dan jika kalian menemukan hasil yang negatif, kalian bisa menjelaskan apa saja penyebabnya. Barangkali dari hasil negative tersebut kalian justru akan mendapatkan hasil penting yang harus diubah pada kegiatan penelitian selanjutnya.
7. Kesimpulan
Bagian ini hanya membuat kesimpulan dari keseluruhan percobaan yang sudah dilakukan. Dan intinya adalah peneliti merujuk Kembali kepada pernyataan dalam pendahuluan dari setiap data yang telah diinformasikan.
8. Daftar Pustaka
Selanjutnya tahap yang terakhir mengenai cara membuat jurnal yang layak. Saat kalian membuat jurnal jangan sampai lupa mencantumkan daftar pusaka pada bagian halaman terakhir.
Bagian daftar pusaka merupakan kumpulan dari nama-nama literatur yang kalian gunakan sebagai bahan referensi dalam pembuatan jurnal. Dari keseluruhan informasi yang berupa kutipan , kalian harus menuliskan daftar pusaka sesuai dengan penulis daftar Pustaka yang baik dan benar.
8 Unsur Yang Wajib Dicantumkan Dalam Jurnal
Jika susunan jurnalnya sudah benar, maka selanjutnya adalah bagaimana cara agar jurnal kita layak sebagai sumber referensi. Untuk bisa mencapai hal tersebut tentu bukanlah hal yang mudah. Dan ada 8 unsur yang harus ada dalam jurnal kalian. Silahkan kaliana simak tahap-tahapnya.
1. Informasi Dapat Dipertanggungjawabkan
Cara membuat jurnal yang layak dijadikan sebagai sumber referensi adalah dapat dilihat dari informasi yang bisa di diterbitkan secara berkala dan bisa di pertanggung jawabkan. Judul dan Bahasa isi yang digunakan membuat jurnal singkat, tepat, bermakna, dan penyampaiannya mudah dipahami, sehingga orang mudah untuk mengacu. Dan pemilihan Bahasa pun harus diperhatikan agar bahasa mudah dicerna. Penulisan isi pun harus menonjolkan bidang ilmu tertentu yang dikuasai oleh peneliti.
Setidaknya jurnal sudah memiliki ISSN. ISSN versi cetak umumnya mempunyai kode p-ISSN, sedangkan kode untuk jurnal e-ISSN. Jika jurnal berbentuk elektronik, e-ISSN bisa diperoleh dengan mendaftarkan ke portal khusus.
2. Kelembagaan Penerbit
Kelembagaan menerbitkan jurnal juga harus jelas. Dan kelembagaan penerbit yang ditunjuk akan berperan sebagai badan hukum. Dan mereka ditugaskan untuk memberikan jaminan atas kesinambungan naungan hukum dan dana. Dan bentuk lembaganya juga berbeda-beda, ada yang berbentuk kelembagaan penelitian dna pengembangan, organisasi profesi, perguruan tinggi ataupun institusi bentuk lain.
3. Manajemen Pengelolaan dan Sustansi penyuntingan
Kriteria penilaian manajemen dan substansi dalam cara pembuatan jurnal setidaknya telah mengikuti ketentuan mitra bestari, kualifikasi anggota, mutu penyutingan, dan memahami mutu dan petunjuk penulis. Termasuk juga penyutingan mutu manajemen dan format pengelolaan terbitan.
Ketentuan dari mitra bestari juga telah dikualifikasi dan dinyatakan minimal 3 tahun terakhir. Sementara untuk mutu penyutingan substansi adalah tergantung pada keterlibatan mantra bestari. Dan keterlibatan ini diukur dari kualitas isi tulisan yang diterbitkan untuk meliputi Bahasa yang digunakan.
4. Substansi Tulisan
Subtansi tulisan juga dinilai dari cangkupan keilmuan, keorisinalan karya, aspirasi wawasan, sumbangan dari penelitian terhadap masyarakat, kemutakhiran acuan sumber, dampak ilmiah, analisis-sintetis dan kesimpulan.
Cakupan keilmuan terbitan meliputi spesialis, cabang ilmu, superspesialis, disiplin ilmu dan bungai rampai. Penilaian aspirasi yang diukur lebih dari sisi geografis, meliputi luasnya daerah, asal negara. Semakin mendapatkan nilai yang lebih baik, semakin luas juga cakupannya.
5. Gaya Penulisan
Pencantuman nama penulis, penulisan kelembagaan menulis, dan perhatikan juga penulisan abstrak, dan gaya penulis jurnal dilihat dari bagaimana keefektifan judul. Dalam cara membuat jurnal, penilaian gaya penulisan juga dilihat dari sistematika penulisan bab. Jika jurnal sudah terurut dan sistematis maka itu sudah dapat dikatakan baik
6. Penulisan yang Rapi
Selanjutya adalah tampilan. Tampilan yang rapih dapat memberikan tingkat keterbacaan yang lebih tinggi. Seperti memperhatikan margin kanan-kiri-atas dan bawah, dan pengaturan ukuran bidang tulisan. Ini menyangkut tentang penyajian format yang digunakan. Dan jarak antar kalimat juga diperhatikan, supaya tidak terlihat terlalu rapat.
7. Keberkalaan
Dan journal dapat dikatakan lolos dari keberkalaan jika sudah memenuhi syarat penilaian yang meliputi penilaian jadwal penerbitan, laman dan penomoran penerbitan. Adapun syarat lain , seperti peng-indeks-an setiap volume dan jilid.
8. Penyebarluasan
Jurnal juga dapat dapat dikatakan layak disebarluaskan jika sidah memenuhi 3 kriteria ini. Yakni, kelengkapan identitas artikel dan pengindeksan secara internasional, jumlah kunjungan unik pelanggan, dan memiliki reputasi yang baik.
Kesimpulan
Nah, mungkin demikian pembahasan dari kami mengenai cara membuat jurnal yang layak menjadi referensi semoga dapat bermanfaat Terimakasih!
Leave a Reply